Siapa Bilang Menjadi Seorang Perempuan Muda Itu Mudah?
Menanggungjawabi akademik, menjalankan komitmen mengabdi untuk sesama, di saat yang sama tidak boleh lupa untuk pulang menyeduh kopi ayah, membantu ibu di dapur, menasihati adik yang tidak mau mendengar teguran ayah. Tak boleh lengah untuk cuci baju dan setrika pakaian sendiri dan tentu saja merawat diri. Manusia lain tidak akan memaklumimu jika pakaianmu bau atau tidak disetrika. Rambutmu harus rapi, wajahmu harus bersih. Untuk sakit pun tidak sempat.
Tapi bukan berarti menjadi seorang perempuan muda itu tidak enak. Di saat bersamaan, menjadi seorang gadis belia itu menyenangkan, anugerah luar biasa. Pemberian diri selalu memberikan kepuasan dan keringanan hati menjalani hari. Sebuah ungkapan kasih yang memuaskan ketika menyeduh kopi atau mengiris bawang di dapur untuk mereka yang kita kasihi, tampil apik menyiapkan diri di pagi hari. Sebuah hak istimewa ketika kita masih bisa menikmati pendidikan. Melayani dan mengabdi justru menjadi sumber afeksi diri.
Yang Tidak Boleh Dilupakan!
Akan ada masa dimana kita tidak lagi seorang Perempuan Muda.
Akan ada waktunya kita tidak lagi bisa senantiasa bersama ayah dan ibu.
Akan ada waktunya urusan kita tidak lagi dicampuri oleh mereka yang membesarkan kita.
Akan ada waktunya kita tidak lagi serumah dengan saudara- saudara kita.
Akan ada waktunya kita tidak mampu lagi mengerjakan pengabdian cuma- cuma untuk orang lain.
Akan ada waktunya haluan hidup dan komitmen kita untuk sesuatu yang lain.
Akan ada waktunya untuk sesuatu yang jauh lebih besar.
Akan ada waktunya.
Inilah waktunya kita sebagai Perempuan Muda.
Inilah waktunya kita sebagai Perempuan Muda.
Inilah waktunya kita bebas berpikir, berkarya, menentukan arah menuju yang akan.
Inilah waktunya kita bebas melayani sesama.
Inilah waktunya kita memuaskan ungkapan kasih tak terbatas untuk mereka yang kita kasihi.
Inilah waktunya.
Inilah waktunya.
Perempuan Muda yang Merdeka
Mengkreatifkan waktu, mengkreatifkan finansial pribadi, mengkreatifkan prioritas, mengkreatifkan komunikasi, mengkreatifkan diri sendiri.
Aku rasa inilah kemerdekaan tertinggi, sebuah emansipasi: independensi dalam mengatur diri sendiri, menentukan sumber daya pribadi.
Merdeka atau tidak, tergantung kita memilih sudut pandang yang mana.
Merdeka atau tidak, tergantung kita menganggap diri sebagai apa.
Tergantung kita apakah melakukan semuanya karena kita perempuan atau karena kita manusia yang dianugerahi hasrat untuk selalu mengasihi.
Tergantung kita apakah melakukan semuanya karena tuntutan atau karena panggilan.
Tergantung kita apakah melakukan semuanya dengan memandang tugas mulia ini sebagai kewajiban atau sebagai hak.
Merdeka atau tidak, tergantung kita memilih sudut pandang yang mana.
Merdeka atau tidak, tergantung kita menganggap diri sebagai apa.
Tergantung kita apakah melakukan semuanya karena kita perempuan atau karena kita manusia yang dianugerahi hasrat untuk selalu mengasihi.
Tergantung kita apakah melakukan semuanya karena tuntutan atau karena panggilan.
Tergantung kita apakah melakukan semuanya dengan memandang tugas mulia ini sebagai kewajiban atau sebagai hak.
Tidak penting kita dilahirkan sebagai seorang laki- laki atau perempuan.
Yang penting kita mampu memberi rasa dan cahaya untuk dunia.
Dengan tidak menunggu 21 April, aku ucapkan selamat untuk kita para Kartini Muda yang merdeka setiap hari.
2 Comments
pesan terkahirnya keren, sekarang juga banyak kok perempuan yang berpengaruh, dan yang terpenting itu memang bagaimana kita bisa memberi kebaikan kepada orang lain, karna apa yang kita beri, itu lah yang suatu hari nanti kita terima
ReplyDeleteTerima kasih, bang. Yap, Semoga setiap kita terus memberi pengaruh baik
Delete