Kenapa Malah Sering Buntung Saat Ingin Untung?

Sumber gambar: businessblogshub.com



7 dari 10 teman yang saya tanyakan beranggapan bahwa investasi adalah penanaman modal berupa saham, obligasi, dsb, pokoknya yang cuma orang ekonomi yang lebih tahu. Apa benar begitu?

Investasi (KBBI) adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Gamblangnya seperti itu. Tapi dalam pemahaman yang lebih jauh, “penanaman uang atau modal”; modal itu kan kekayaan/aset (uang, barang, dsb) yang dapat dipergunakan untuk menambah nilai aset lainnya. Jadi yang ditanam itu tidak sebatas berbentuk uang yang kelihatan saja, termasuk di dalamnya aset berwujud dan tidak berwujud. 

Secara luas, memodalkan sebuah aset juga tidak melulu berbentuk kepemilikan perusahaan yang melembaga. Secara defenisi kita bisa mendefenisikan perusahaan sebagai rumah tangga, bahkan manajemen diri sendiri. Proyek utama hidup kan ya proyek dalam menjalani/ menyelenggarakan diri sendiri. Kita sudah bagaimana? Yuk, bahas!

Investasi sehari- hari

Jangan alergi, ah. Ekonomi itu kegiatan yang menyehari, loh. Setelah bahas defenisi, investasi tidak hanya transaksi pada bursa efek. Kalau mau memetik dan mengadaptasikan konsep disiplin ilmu tertentu dalam kehidupan sehari- hari itu bagus sekali. Beli beras 5 kg di kos untuk persediaan sebulan karena lebih hemat dibanding harga beras 1 kg untuk seminggu, itu investasi. Kita sekolah atau kuliah supaya terampil dalam profesi masa depan, investasi pendidikan. Kita beli sepatu bagus supaya bisa diajak lari dan percaya diri pas kuliah, investasi. Jaga pola makan sehat, nutrisi baik, sampai perawatan wajah atau kulit, investasi. Baca buku referensi supaya siap sedia kapan wawasan itu diperlukan, investasi. Berjejaring, berinteraksi dengan orang baru, investasi. Jalan- jalan sama teman untuk menyegarkan pikiran kerjain tugas, investasi. 
Lagi? Ah, itu kamu sudah bisa tambahkan sendiri. ;)

Pengurangan aset yang satu menambah aset yang lain

Sering kali kita buntung saat ingin untung karena hanya menyoroti aspek yang terlihat. Aset ada yang berwujud (terlihat) dan yang tidak terwujud. Ketika kita menghemat asupan makan supaya ada tabungan akhir bulan, kesehatan sebagai aset yang tidak kelihatan berkurang. Ketika kita hendak menghemat pengeluaran, segera pulang ketika teman yang lain menghabiskan waktu bersama, kita kehilangan kebersamaan itu. Eh, tapi juga ketika kita menghabiskan waktu bersama teman, namun hanya bermain gawainya masing- masing, ya sia- sia juga pengeluarannya. 

Ketika membeli baju demi keinginan bukan kebutuhan, buntunglah. Ketika membeli baju menambah energi positif, kepercayaan diri atau kebutuhan untuk kepentingan acara tertentu, nah itu baik. Terkait ini juga, salah seorang teman saya pernah bertanya kenapa mau sibuk berorganisasi di kampus, tidak ada untungnya. Benar, itu tidak terlihat menguntungkan, terlihat sangat merugikan malah. Namun ada nilai tambah ketika kita mengabdi; kebahagiaan dan kepuasan diri. Bahkan jauh dari pada itu, sesungguhnya pun tepat saat kita tidak mengharapkan pamrih atas pengabdian, tanpa sadar telah ditambahkan apa- apa yang kita tidak sangka; keterampilan berinteraksi, manajemen keuangan, manajemen waktu.

Selalu ada yang harus dikorbankan untuk memperoleh sesuatu. Ketika kas, waktu, atau tenaga kita berkurang, pastikan itu bermanfaat, menambah aset lain, entah itu keterampilan, keahlian, kebersamaan (hubungan jejaring yang baik), kesehatan, kebahagiaan, dll.

Memang menjadi perhitungan itu sesungguhnya sangat tidak perhitungan. Juga menjadi sangat tidak perhitungan itu penuh dengan perhitungan. *Eh, bisa masuk rubik Paradoks yehey.

Prioritas setiap orang berbeda- beda, maka susunlah prioritas untuk diri kita sendiri, kan hanya kita orang yang paling tahu apa yang kita butuhkan. Begitupun pada orang lain, mereka yang paling tahu apa yang jadi kebutuhan mereka. Pokoknya dalam membuat keputusan, tetaplah sadar melibatkan segenap jiwa dan akal budi. Perhatikan kebutuhan primer, sekunder, tersier (baca: Kesalahan Dasar pada Prioritas Dana Anak Kos

Satu lagi pertimbangan lain yang tidak kalah penting, investasi juga bukan berarti sepenuhnya hidup di masa depan. 
Hidupilah masa kini sambil menanam untuk masa depan.


Jadi, yuk, kita punahkan perlahan istilah “Mau untung, malah buntung”!









Post a Comment

2 Comments

  1. sibuk organisasi malah buntung, kuliah berantakan, ga lulus... memang sih katanya bermanfaat organisasi, tp ya harus dikontrol yang mana yang akan bermanfaat untuk kita... investasi yg buntung, jangan sampe!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yap, organisasi musti jadi komplementer kuliah, gak boleh ngegantiin kuliah, ya, bang. Terima kasih udah ingetin, bang :D

      Delete