Keriting Itu Seksi



Tak perlu menjadi orang lain untuk disukai. Yang perlu dikhawatirkan adalah “Apakah saya mampu menjadi versi saya yang terbaik?”, bukan “Apakah saya mampu menjadi yang terbaik menurut orang lain?”

Rambut itu hal yang paling penting dalam penampilan perempuan, mahkota. Mahkota ini yang menjadi ciri khas para gadis. Model potongan rambut, panjang rambut, dan warna rambut sangat mempengaruhi tampilan kepala, terutama wajah.

Sepanjang pengalaman hidup saya, sejauh mata saya memandang, perempuan berambut keriting tergolong dalam kelompok minoritas kaumnya, gak lebih banyak dari perempuan berambut lurus.

Semakin beranjak dewasa, kepercayaan diri para gadis berambut keriting semakin merosot. Di kala gadis lainnya menggerai rambut lurusnya jatuh di bahu mereka di acara pesta, tertiup angin saat berjalan, menyempurnakan gaun indahnya,  membingkai wajahnya dengan anggun dan sempurna –tampak percaya diri –para gadis berambut keriting tak jarang berkecil hati.

Rambut gadis keriting dianggap membosankan –diikat oleh bermacam karet rambut, dijinakkan oleh lebih dari satu bobby pin (jepitan lidi), melekat rapat di kepala. Itu pun selalu hadir helaian halus berdiri tak beraturan menunjuk langit. Para gadis istimewa ini wajib menyediakan waktu tambahan untuk menata rambutnya setiap pagi sebelum keluar markas.

Tak terlewatkan, mereka juga punya kebutuhan tambahan daripada gadis lainnya –jepitan dan kunciran. Ya benar, setiap gadis punya pernak- pernik itu. Bedanya, bagi gadis rambut keriting, pernak- pernik itu adalah kebutuhan primer, bukan sekunder apalagi tersier. Bila gadis mayoritas hanya membutuhkan kunciran dan jepitan lucu untuk menghias kepalanya, para gadis minoritas juga membutuhkan bobby pin (jepitan lidi) dan kunciran sekali pakai (karet cina warna- warni).

Ah, tidak hanya itu, para gadis istimewa ini pun harus menguasai dan terampil melakukan berbagai hair-do (model penataan rambut), kepang, cepol, apalah sebutannya segala macam. Yang susahnya lagi, udah ditata, ditahan sama satu tangan, eh jepitan atau kuncirannya gak keliatan dimana, pegel kocar- kacir sana- sini. Jepitan bobby pin itu kecil, mudah hilang kalau tidak telaten menyimpannya. Apalagi kalau sedang buru- buru, dipastikan membakar kalori lebih.

Jadilah tidak sedikit para gadis istimewa ini menyerah dengan keribetan ini, menyudahi riwayat kekeritingan mahkotanya. Pergi ke salon terpercaya, bzzzz.. rambutnya disetrika.


Tahukah Kamu?

Gadis bermahkota istimewa ini mempunyai karakter yang pasti ada pada dirinya: Terampil, sabar, inovatif dan percaya diri. Terampil mengatur waktu, mengatur anggaran, terampil menata rambutnya sendiri, inovatif dalam menemukan penataan yang cocok, dan percaya diri –ada rasa puas ketika kita berhasil menemukan model penataan yang baru.

doc. pribadi Celoteh NgocehGadis bermahkota istimewa ini juga tidak perlu mengkhawatirkan angin bandel –rambutnya tidak meronta melibas wajah orang- orang disekitarnya, tak pernah tampak seperti medusa. Oh iya, rambut keriting yang ditata rapi akan terkesan anggun dengan versi tersendiri, juga tampak lebih professional.

Satu hal yang yang paling saya banggakan sebagai perempuan bermahkota istimewa: Khas. Ketika tidak salah dipanggil oleh kenalan yang berada di belakang saya, saya semakin bangga. Saya adalah saya, khas dan berbeda di antara kaum saya. Saya berhasil.


Jangan Diubah!

Sebenarnya, setiap orang sudah dilahirkan dengan baik adanya. Orang berambut keriting, pada umumnya, berwajah lebih bulat daripada yang berambut lurus. Ketika kita meluruskan rambut keriting, yang tadinya sudah baik, jadi tidak cocok.

Baiklah, asumsikan itu adalah keteledoran.
Saya berambut keriting dan pernah meluruskan rambut beberapa kali. Kali pertama, failed. Seperti jarum yang menusuk tanah. Kali pertama rambut saya lurus, saya terbuai untuk sekalian tidak mengurus rambut sama sekali, kebalikan ketika saya keriting dulu. Pergi sekolah hanya sisiran atau, bodohnya, dikuncir pula. Rambut yang diluruskan tidak untuk dikuncir lagi, malah semakin jelek.

Kali kedua, saya lebih menguasainya. Dengan poni samping dan menyetrika rambut di salon yang lebih ulung, rambut lurus saya lebih terlihat alami.

Kali ketiga, lebih mantap lagi. Saya menyediakan catokan. Kalau ingin keluar markas, rambut bagian bawah dan atas dibentuk sedikit, lebih bervolume.

Pada akhirnya, saya kembali ke awal. Keriting. Sehebat apapun merawat rambut yang sebenarnya bukan rambutnya, rambut itu akan berangsur kembali ke asal. Yang tumbuh ya keriting juga! Jangan sampai terlihat gabon alias gagal bonding –lurus di bawah, keriting di atas.


Bosan, ah

Kalau memang motivasinya bosan dengan kunciran, tidak selamanya kok rambut keriting harus dipanjangkan supaya bisa dijinakkan dengan kunciran. Bila kamu punya kerinduan untuk memerdekan rambut dari kekangan kunciran, potongan pendek bisa jadi pilihan. Dengan wetlook atau minyak jenis lainnya, rambut pendek bisa dijinakkan. Dan ketika kamu rindu untuk melakukan berbagai hair-do lagi, panjangkan lagi. Bebaskan ekspresimu!


Mengubah untuk Menemukan Jati Diri, Boleh Saja

Ada beberapa kasus rambut keriting berhasil bertransformasi menjadi lurus abadi. Seperti cara kali ketigaku, mereka melakukannya secara rutin dan berkelanjutan. Setiap minggu maskeran di rumah. Rambutnya beradaptasi dan berhasil dikelabui sehingga yang tumbuh menjadi rambut lurus alami.
Itu pilihan. Sebenarnya bila saya mau, saya bisa saja melanjutkannya supaya lurus alami. Namun, justru saya merasa direpotkan dengan rambut lurus daripada rambut keriting. Bila kamu merasa direpotkan oleh rambut keriting daripada rambut lurus, silakan, ini hanya soal pilihan. Inilah yang menggammbarkan diri anda yang mana.

Ketika kamu nyaman dengan rambut lurus. Teruskan. Begitu pula dengan rambut keriting. Jadilah diri sendiri. Tak perlu khawatir, biarkan orang lain mengapresiasi dirimu yang sebenarnya.


Standar cantik?

Berpendapat adalah hak semua orang. Cantik itu berambut lurus, berambut panjang, atau apapun, saya tidak berhak menyalahkan. Selera tak layak dan tak dapat diperdebatkan.

Namun saya punya pendapat yang semoga dapat menginspirasi. Tak perlu menjadi orang lain untuk disukai. Yang perlu dikhawatirkan adalah “Apakah saya mampu menjadi versi saya yang terbaik?”, bukan “Apakah saya mampu menjadi yang terbaik menurut orang lain?”

Tak perlu takut tidak disukai. Biarlah orang yang menyukai anda menyukai anda sebagaimana anda terlihat, biarlah orang tidak menyukai anda tidak menyukai anda sebagaimana anda terlihat. 
Aksi reaksi: Aksi jujur mendapat reaksi jujur.



   

Post a Comment

1 Comments

  1. ternyata gak semudah dan sesimpel yang dibayangakan😅

    ReplyDelete