Scoliosis Fighter: Bent But Not Broken

I've been scoliosis fighter since 2011. Start with 20 degree spine, and then increase till 30 degree, so I wore fiber brace for my lovely spine. What a moment of my life, of course!

Saya Jessica, 19 tahun, pejuang skoliosis domisili Medan, dinyatakan penderita skoliosis saat berumur 13 tahun, saat itu sedang duduk di kelas 2 SMP, mulai memakai Spine Brace sejak berumur 14 tahun.

Foto oleh cottonbro dari Pexels

Apa itu skoliosis?

Kelainan tulang belakang, membengkok ke samping. Kelainan berbeda dengan penyakit. Skoliosis bukan penyakit yang seyogianya disebabkan oleh sebuah kelalaian dalam menjaga kesehatan. Skoliosis bukan penyakit yang bila diobati dapat dinyatakan “sembuh”. Skoliosis adalah kelainan yang bukan kita sengaja membuatnya, yang dapat “pulih” bila dirawat dan dijaga.

Apa penyebab skoliosis?       

Cara menjawab pertanyaan ini tidak sederhana. Untuk yang baru menyadari kelainan pada tulang belakangnya, barangkali panik dan lincah untuk bertanya pada berbagai sumber dan ingin sekali memperoleh banyak penjelasan dari sumber yang bermacam- macam itu. Biar saya tebak, kamu mendapatkan jawaban “faktor keturunan”, “kebiasaan duduk/ berdiri yang salah”, “kepadatan yang tidak cukup pada tulang”, atau “sering membawa beban berat”.

Secara kontekstual, semua pilihan jawaban itu benar adanya. Tapi biarkan kali ini saya memperterang penjelasannya.

Begini, skoliosis itu sama halnya dengan gigi tonggos, mengapa terjadi? Lalu, bagaimana mengupayakan kepulihannya? Oh iya, apa itu termasuk penyakit?

Mudah menjawabnya kan? Dan ketika kita tahunya gigi maju, penyebabnya tidak terlalu dikupas setajam silet yakan? Bukan hal yang perlu ditakuti kan? Ya, tentu saja pergi ke dokter gigi untuk mengetahui keadaan dan penanganan yang tepat, kemudian berdasarkan saran dokter gigi pergi ke spesialis ortodentis untuk membuat tooth brace (alias behel or kawat gigi) dan.. voila! Tinggal control secara berkala untuk mengetahui progres memulihnya gigi yang terlalu maju itu dan kamu barangkali akan mendapatkan  penyesuaian perawatan berdasarkan keadaan gigi kamu itu. Tidak sulit.

Begitulah persis perjalanan dalam pemulihan tulang belakang kita yang spesial. Pergi ke dokter tulang untuk kamu dan keluarga kamu yang belum yakin dengan kelainan yang dipunya. Kemudian sang dokter akan memberikan cara penanganan masalah kamu. Bila diperlukan, beliau akan menyarankan dokter spesialis ortopedi untuk dibuatkan sahabat baru bernama “brace” spesial hanya untukmu. Dan yang kamu harus lakukan tak lebih hanyalah pakai brace itu sesuai perintah dokter, control secara berkala, dan niscaya pulih.

Pengalamanku?

Saya telah mengetahui skoliosis, kifosis dan lordosis sejak pelajaran IPA kelas 2 SD yang terhapal. “Bukan sesuatu yang serius. Ah, mana mungkin akan terjadi padaku,” pikir saya. Dan.. Tadaa! Aku adalah pejuang skoliosis sekarang!

Saya sadar pinggul saya tinggi sebelah, yang tahu itu Cuma saya karena yang punya badan kan saya. “Apa ini? Hm, bukan sesuatu yang serius kok.” Kemudian sampai suatu ketika ibu saya sedang melihat- lihat baju renang yang cocok untuk saya, “Chik, kok badanmu kayak aneh gitu?”

Ya, namanya juga naluri ibu. Beliau khawatir apa yang tertimpa pada anak perempuannya, cari info sana- sini. Kemudian berkata, “Chik, itu namanya skoliosis. Tulang bengkok ke kanan/kiri.” “Iya, mi. Dulu SD juga dipelajarin kok.” Saya telah tahu, tapi tidak yakin itu benar- benar skoliosis. Dan ketika ibu saya beranggapan itu adalah skoliosis, baru saya yakin, ternyata bukan hanya dugaan saya semata. Maaf, ya Mi kalau pada saat itu geram dengan jawaban responku. Tapi percayalah, perasaan saya tidak seslenge’an jawaban yang terlontar dari mulut saya itu.

Karena kami sudah mengetahui apa kelainan yang saya alami, maka kami tidak ke dokter tulang lagi, melainkan langsung ke dokter ortopedi terdekat yang ada di Sumatera Utara ini. Kami memperoleh nama dokter ortopedi ini dari kerabat yang berprofesi sebagai dokter umum. Dokter ortopediku bernama dr. Otman Siregar.

dr. Otman punya 2 suster asisten (atau ko-ass, saya tidak tahu)  yang ramah dan baik hati. Hmpft.. Saya lupa namanya, hehehe maaf, sus. Saya diinstruksikan rontgen dan control setiap 6 bulan sekali. Saya mengingat 2 suster itu sejak dibuatkan brace (yang entah mengapa  aku dan keluarga ku menyebutnya spinel)  dan diinstruksikan control berkala.

Sebelumnya, begini. Waktu saya pertama sekali check up ke dokter ortopedi ini, kemiringannya 20 derajat. Beliau bilang bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan. Bila kemiringan  mencapai 30 baru dibutuhkan penanganan khusus yaitu “Spinel” (sebutan kami, selanjutnya saya menyebutnya begitu).

Ternyata kira- kira 3 bulan berikutnya sudah 30 derajat. Ibu saya cerewet kesal. Beliau memang ngotot kemaren supaya ditangani saja langsung supaya gak nambah kemiringannya, “Kenapa harus tunggu 30 derajat?!” begitu omelnya yang selalu diucapkannya, tak tahu sudah berapa kali persisnya. Dari saran dokter ortopedi, saya dibuatkan spinel oleh spesialis pembuat aneka Brace (lagi- lagi saya tak ingat istilahnya) kami memanggilya Mr. Kevin, seorang Chinese singapur. Badan saya digips, kemudian dia bawa gipsum cetakan badan saya yang telah mongering (gips nya yang mengering -_-) I feel.. weird, and wattdeff.. Kan gak lucu dia menenteng2 cetakan badan orang gitu ke Jakarta sebagai model pembuatan spinelnya. Tapi ya emang harus gitu, hmm..

Kemudian karena rutin bertemu, saya mulai akrab dengan kedua suster ini. Setiap saya sedang menunggu giliran, saya diajak bicara layaknya seorang adik. “Memang semua skoliosis itu cantik- cantik orangnya lo, dik, kayak kamu,”  “Enaknya adem liat kamu ngomong senyum terus, cepet pulih kok. Kamu beruntung, kemarin pasien kami seumuran kamu juga baru aja operasi.” Jadi ceritanya, penanganan operasi dianjurkan untuk yang kemiringan tulang belakangnya 40 derajat atau lebih. Jadi jauh lebih baik kalau sedari dini menyadari dan menangani skoliosis ini.



For your information, Spinel tidak menjamin kemiringan tulang belakang kita menjadi 0 derajat, tetapi menjamin kemiringanmu tidak bertambah. Bukan berarti kemiringannya tidak akan berkurang. Tentu saja akan berkurang, namun tidak 100%. Kalau kata dokter saya, skoliosis lebi banyak diderita cewek.. dan pesat meningkat di umur pubertas, karena seiring perubahan tubuh khususnya pinggul. Tidur menyamping, kalau sudah berpinggul, sob.. tidak diperbolehkan lagi. Dijaga yaa


Braces is Aces!

And shout out: Bent, not Broken!


#ScoliosisAwarenessMonth #BentNotBroken 









Post a Comment

2 Comments